Kamis, 30 Mei 2019

sumber : dok. pribadi

Untuk atau Bersama ?
“konsep pengabdian gaya baru”

            Pengabdian adalah hal yang melelahkan, itu benar dan aku akui. Bisa dibilang diantara Tri Dharma Perguruan Tinggi, bagian ini adalah yang paling sepi peminatnya. Meskipun demikian, ada saat-saat dimana ia banyak diminati, ada saat-saat dimana ia banyak di banjiri orang-orang. Namun, ada hal yang unik disini. Akan ku ceritakan kepadamu, kawan.
            Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ku maksudkan diatas terdiri dari tiga hal yakni, pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Tiga hal tersebut adalah kewajiban pokok yang wajib dilaksanakan oleh sebuah perguruan tinggi. Bicara soal Tri Dharma perguruan tinggi yang pertama yakni pendidikan. Ku ceritakan padamu, poin ini merupakan sebuah kewajiban, keharusan dan keseriusan yang harus di junjung tinggi oleh setiap insan kampus. Bagaimanapun, kewajiban utama seorang mahasiswa adalah belajar. Kamu bisa lulus dari sebuah perguruan tinggi, bukan karena kamu aktivis organisasi atau pejuang kompetisi. Pendidikan ini kau buktikan dengan selesainya skripsi dan kelulusan serta gelar mu yang akan tetap menjadi pembuktian eksistensi diri. Poin pendidikan ini wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa selama masa perkuliahan, berani main-main dengan hal ini dipastikan nasibmu bisa berakhir di ruang dekan. Poin kedua yang tak kalah menterengnya adalah penelitian. Mendengar kata “penelitian” yang pertama terlintas dibenak mu pastilah serangkaian aktivitas pengamatan melelahkan, laboratorim penuh macam-macam larutan, deretan mesin dan alat setengah jadi bernama ‘Rancangan’ yang dihasilkan dari percobaan, atau malah serangkaian deretan piala penghargaan atas bermacam-macam penemuan. Yah, biasanya bagian ini adalah kesukaan mahasiswa penggila prestasi yang hobinya berkompetisi.
            Poin ketiga, Pengabdian Masyarakat. Poin ini bisa dibilang poin musiman bagi kebanyakan mahasiswa. Kenapa musiman? Mungkin teman-teman mahasiswa sudah tidak asing dengan yang namanya KKN (Kuliah Kerja Nyata). Sebuah kegiatan lapangan yang ‘menuntut’ mahasiswa untuk belajar mengaplikasikan disiplin ilmu yang menjadi fokusnya untuk mencoba memberi solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat. Dan saat KKN inilah mahasiswa ‘diharuskan’ melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. KKN merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat kampus dalam hal memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sebuah kegiatan yang mengerahkan ribuan mahasiswa untuk secara masif ‘dituntut’ turun di masyarakat. Kenapa ‘menuntut’ dan ‘dituntut’ harus muncul untuk mendefinisikan kegiatan yang seharusnya bersifat sukarela ini? – jawabannya adalah karena kenyataanya sebagian besar mahasiswa menjalani KKN hanya sebagai pemenuhan SKS, bukan sebagai panggilan nurani untuk benar-benar mengabdi. Sehingga, solusi yang seharusnya disusun berdasarkan kondisi lapangan malah didasarkan pada keinginan. Konsep program yang kebanyakan masih menjadi panutan adalah “Hit and Run”, pukul lalu lari. Hit and run ini menjadi konsep pengabdian yang paling di sukai. Mengapa ?—karena sederhana. Kamu datang ke masyarakat, kamu punya sumberdaya entah itu barang, uang ataupun penemuan, berikan dan ajarkan kepada masyarakat, setelah timeline KKN selesai pulang. Urusan masyarakat bisa meneruskan atau tidak itu bukan urusan kita. Hal ini menyebabkan solusi yang diberikan hanya bersifat sebagai obat penahan sakit, bukan obat yang menyembuhkan. Sehingga kehadiran mahasiswa bukan membuat mereka berkembang, tapi membuat mereka ketagihan lalu ketergantungan. Barangkali, tujuan KKN atau kegiatan pengabdian masyarakat lainnya perlu sedikit di revisi. Bukan untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat, namun membentuk pola pikir masyarakat sehingga mereka mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini menjadi penting karena masalah di masyarakat akan sangat dinamis. Tidak bisa diselesaikan dengan satu atau dua solusi yang praktis. Konsep “hit and run” akan tetap menghasilkan solusi tanpa penyelesaian, karena dalam konsep tersebut kita beranggapan bahwa pengabdian masyarakat adalah kita bekerja ‘untuk’ masyarakat. Selama pengabdian masyarakat dilakukan dengan bekerja untuk masyarakat, kita hanya akan membentuk masyarakat menjadi mental pengemis bukan pengais.
            Lain hal nya dengan konsep “pemberdayaan masyarakat”. Bukan kita bekerja untuk masyarakat, tapi kita bekerja ‘bersama’ masyarakat. Dalam hal ini, tidak hanya masyarakat yang berkembang. Namun kemampuan, softskill, dan pengetahuan kita sebagai mahasiswa juga akan ikut berkembang. Kita bukan lagi sebagai orang yang mengabdi kepada masyarakat, tapi kita sebagai orang yang mampu membuat masyarakat berdaya dan mandiri. Pada konsep ini seharusnya niat mahsiswa yang akan menjalani KKN mulai ditata. Sehingga, program yang disusun dalam KKN atau kegiatan sosial lainnya tidak hanya sekedar selesai sebagai laporan, atau indikator penilaian namun juga secara nyata membawa perubahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jalan-jalan Ala Mahasiswa Setengah PNS Part 2

  Selepas isya, Aku, Apip dan Mas Azmi berjanji bertemu di depan minimarket dekat kosanku. Apip sudah siap dengan tas jinjing berisi laporan...