Ide
gila itu muncul tiba-tiba ditengah obrolan ngalor ngidul di beranda. Selepas
sholat tarawih adalah waktu yang paling pas buat kita bertiga bercengkrama.
Bisa diisi dengan obrolan bertema sampai bercanda basa-basi sekedar tertawa
bersama. Aku, Ica, dan Tia belakangan ini menjadi akrab sejak aku pindah kamar
yang bertetanggaan dengan mereka. Rutinitas di bulan ramadhan kita mulai
berburu takjil dan buka puasa di masjid kampus hingga saling mengetuk pintu
kamar ketika waktu sahur menegur. Obrolan malam itu akhirnya melahirkan ide
gila untuk short trip sebelum kita semua pulang kampung. Solo dan Jogja menjadi
opsi tak terbantah yang langsung putuskan dengan sah. Kita bertiga akan
melakukan short trip ke Solo dan Jogja pada 25 Mei dan pulang ke Semarang pada 26
Mei pagi nya.
Dua
hari sebelum trip itu aku dan Ica membeli tiket kereta lokal Jurusan
Semarang-Solo dengan harga RP.10.000,- per tiketnya. Dalam trip ini aku
bertugas sebagai penanggungjawab BRT (Trans Semarang) dan Go-Car untuk
mengantar kita dari satu tempat ke tempat lain. Sementara Ica yang mengurus
tiket kereta dari Semarang hingga Jogja, dan Tia yang mengurus destinasi
perjalanan kita.
Finally,
hari yang kita tunggu-tunggu tiba. Jam 8 teng kita sudah bersiap dari kosan
untuk naik BRT menuju Stasiun Semarang Tawang. Dengan modal Kartu Mahasiswa
kita jadi Cuma bayar Rp. 1000,-
sementara untuk menuju halte kita memesan Go-car bermodal voucher
diskon, haha.
Perjalanan
menuju stasiun hari itu bisa dibilang cukup cepat. Dalam 30 menit kita udah sampai
di Stasiun. Dan disini sebuah kejadian lucu satu persatu terjadi. Saat asyik-asyik
menunggu panggilan untuk masuk peron, Tia khusyu dengan kamera nya jepret sana
jepret sini sampai-sampai petugas tiket heran. H-10 menit dari jadwal
keberangkatan, kita bertiga menuju petugas pemeriksaan tiket dan saat boarding
pass kami di scan, data penumpang tidak mau keluar. Saat di cek, ternyata eh
ternyata tanggal yang tertera di tiket adalah 26 Mei, that`s mean besok! Aku
dan Ica salah tanggal saat memesan tiket. Tia sudah panik. Khawatir kalau plan
kita gagal. Untung nya seorang petugas menyarankan kita untuk segera ke loket
tiket, karena pelayanan Go-show bisa dilakukan maksimal 3 jam sebelumnya. Jadi,
kita langsung lari menuju loket pemesanan tiket dan akhirnya berhasil
mendapatkan 3 tiket menuju Solo dengan harga yang sama. Perjalanan Semarang-Solo mennghabiskan waktu
hampir 3 jam. Sepanjang perjalanan aku dan Ica sibuk mencari dan merencanakan
destinasi yang bakalan kita kunjungi selama di Solo sementara Tia sibuk dengan
vlognya. :D setelah sejam berlalu aku mulai jenuh dengan panorama monoton
sepanjang mata memandang yang ku lihat hanya kebun jagung. Aku plek tidur
disusul Ica. Aku kembali terbangun ketika kereta sampai di statsiun Gemolong,
tinggal 2 stasiun lagi kita tiba di Solo.
Kereta
tiba di Statiun Solo Balapan pukul 11.40, karena aku harus sholat dzuhur
sementara hari itu Ica dan Tia kebetulan sedang berhalangan. So, trip ditengah
kondisi berpuasa ini hanya dirasakan olehku. That`s Fine! Aku menunaikan sholat
dzuhur sementara Ica dan Tia menunggu diluar musholla stasiun. Selesai Sholat
kita tidak langsung menuju destinasi Istana Mangkunegaran, melainkan menuju
loket tiket untuk membeli tiket kereta menuju Jogja. Plan awal kita akan
menghabiskan waktu di Solo setidaknya sampai jam 17.00. namun, jadwal tiket
kereta Prameks dari Solo ke jogja hari itu sudah habis untuk jam 16.40. Masalah
kehabisan tiket mulai mengubah plan kami. Oke, setelah berdiskusi singkat
disamping loket kita memutuskan untuk membeli tiket menuju Jogja pukul 14.00.
tiket sudah ditangan. Namun, saat itu jam tangan menunjukan pukul 12.15.
Hissssh akan sangat singkat sekali trip di Solo ini. Tapi apa boleh buat. Ini sudah
keputusan bersama.
Aku
memesan Go-car menuju Istana Mangkunegaran dengan hanya membayar gopay
Rp.3000,-. Sampai di Istana Mangkunegaran kita lagi-lagi seperti orang asing
yang gak tau jalan. Clingak-clinguk sana-sini sampai akhirnya ada seorang staf
istana yang menunjukan tempat pembelian tiket. Di loket kita diberitahu tentang
jasa pemandu yang yaa memang di bayar seikhlasnya, tapi kita sebagai mahasiswa
yang harus serba hemat harus berfikir sekian menit untuk mengiyakannya. Meskipun
pada akhirnya kita menyetujuinya.
Istana
Mangkunegaran adalah sebuah kompleks istana yang di tinggali oleh keluarga
keraton Solo. Sang tourguide yang terbilang sudah cukup sepuh menjelaskan
berbagai hal mulai dari makna tiap gambar dan ornamen yang ada di tiap sudut
istana hingga sejarah silsilah keluarga keraton dan berbagai barang antik
dengan kisah uniknya masing-masing. Beberapa benda sudah familiar kulihat. Namun
ada juga benda-benda unik yang benar-benar autentik dan setelah dijelaskan oleh
si bapak tourguidenya aku Cuma bisa mengangguk takjub. Well, si bapak juga
dengan senang hati memfoto kami di beberapa spot rekomendasinya. Satu hal
penting yang aku sadar dari perjalanan di Istana Mangkunegaran adalah betapa
masih secuilnya pengetahuan sejarahku. Tiap si bapak menjelaskan satu hal dan
kemudian bertanya “mba tahu yang namanya bla blla bla ...?” dan akuu hanya bisa menjawab dengan
pertanyaan balik “oiya, apa itu pak?” haha ..mungkin si bapak menganggap aku
ini mahasiswa tapii pengetahuan sejarah dasarnya kelewat. Pesan penting buat
kita semua : perbanyak membaca, apapun itu. Karena bagaimanapun kita sebagai
generasi muda inilah yang akan menjadi pewarisnya Indonesia. Bagaimana bisa
menjadi pewaris yang baik jika kita tidak mengenal apa yang akan diwariskan
untuk kita. Yuk belajar sejarah! J
Setelah
puas berkeliling kami melanjutkan perjalanan menuju jogja selam 1 jam 15
menit dan tiba di stasiun Tugu Jogja
pukul 15.30.... to be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar